It has been years since the last time I blog, but here I am trying to post something worth to read. Well.. :P
A lot of things happened in the past three years; starting from being a nerdy freshman. It was hard adjusting and adapting from an international school to a public school. Banyak banget yang beda. I had a hard time talking to my new friends in public school karena omongan kita beda, dari subjek, bahasa, and our point of views. Belum lagi gue saat itu nggak paham how public school works, apa pentingnya ikut organisasi dan club karena back in my secondary school sama sekali nggak ada club yang menonjol apalagi organisasi. Basically kami 'kupu-kupu' versi anak SMP. Sekolah, pulang, sekolah, pulang, nugas, nugas, nugas. Gue nyadar banget di SMP gue, tugas seberat apapun muridnya jarang ngeluh. Ngeluh sih teteup tapi habis itu kayak oh yaudah I have to do this eventually HAHA kayak terima takdir, sementara di negeri orang-orang sebelum ngerjain tugas pasti non-stop ranting about the task and ended up doing it after the deadline (iya gue sekarang jadi kayak gitu sih. Ah sebel). Guru-gurunya di public school juga beda banget. Datangnya seenaknya, kasih tugas tanpa dibahas, dan nggak terlalu melibatkan siswa-siswinya. I can say I had culture shock for a year. It was just very different, that's why I took a very long time to conform.
Lalu kelas 2, kayaknya dimana-mana kelas 2 itu masa termain-main dan terdrama ya? Parah sih, ke sekolah seru banget pas kelas 2 karena gak terlalu belajar. Guru jarang masuk, sering dispen, sering cabut HAHAHA gak bener bgt. Got closer to my fellow IPS, udah kayak punya keluarga kedua. Maiiiiin mulu kerjaannya. AND one significant thing I felt is the intensity of study from secondary to high school has dropped DRASTICALLY, sadis. I used to study every night. Setelah masuk public school bener-bener cuman belajar kalo lagi ulangan doang. HERAN. Seakan-akan habis kelas yaudah gak ada lagi yang harus dipelajarin. Basically ke sekolah cuman buat ketemu temen-temen doang (now I understand those people who said ke sekolah buat temen2, selama ini gue ke sekolah buat belajar). Kelas dua memang hands down masa-masa menyenangkan walaupun banyak drama lelaki (beneran lho sampe capek) dan drama IPS-IPA HAHA. At that phase I felt like I could conquer the world. Dan kelas 3 gue ngerasa nggak jauh berbeda sama kelas 2, mungkin belum kerasa.. (padahal UN is less than 3 months. Iye anak negeri mah bebas.)
OH IYA. Ngomong-ngomong tentang UN, ada lagi 1 hal yang beda dari SMP dan SMA. Back in international school, gue dari semester 1 udah stress parah sama UN karena seminggu 3 kali (or more gue lupa) pemantapan di sekolah dan pulang-pulang udah tergolek lemah tidak berdaya mana harus ngerjain tugas dan harus punya social life dong???? Susah banget baginya. Setiap hari Minggu rasanya bisa nafas. Iye sih, nafas. Tapi malemnya udah mikirin buat hari Senin. YAALLAH. Merinding juga kalo mikirin dulu.. Kok sekarang SMA santai banget ya.. (ngga bener lagi. Ini post paling ngga bener). Walaupun setelah lo baca banyak gak benernya dari transisi gue from international school to public school, honestly I learned A LOT. Kalo lo anak SMP sekolah inter dan pengen ngerasain kehidupan yang sebenarnya, you should consider moving to a public school. Mungkin gue bakal kupas di post selanjutnya. Tunggu ya!
Dulu gue pisah sama anak SMP kayak... Yaudah. We need to move on anyway. (Yea padahal dalam hati ngumpat2 dan bahagia bisa pisah HAHAHA) (some of them are assholes, really). Tapi sekarang kayaknya ngebayangin pisah aja sedih. Nyanyi lagu-lagu standar perpisahan kayak Sebuah Kisah Klasik by Sheila on 7, Sahabat Kecil by Ipank, Ingatlah Hari Ini by Project Pop aja rasanya mau nangis, secengeng itu! Hhhh.. I hardly believe that high school is coming to an end. Rasanya pengen start all over again :(